Cari Blog Ini

Tulisan Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 15 Januari 2022

Tali Sipat

Posted by werua On 11.58 No comments
Tali sipat di dalam Amos 7:7-8 diterjemahkan dari kata “misqelet” yang dalam KJV diterjemahkan plumb line. Tali sipat adalah tali dengan pemberat non-magnetik yang melekat pada salah satu ujungnya. Ini adalah salah satu alat paling sederhana untuk memeriksa apakah dinding berdiri tegak atau mulai menjauh dari tegak lurus yang sebenarnya. Ketika talinya dipegang sedemikian rupa sehingga pemberatnya dapat menjuntai secara bebas, garis vertikal yang tepat dapat ditentukan. Pelukis dan tukang kayu mengunakan tali sipat untuk menjaga pekerjaan mereka tetap lurus. Sulit ketika berada di tengah proyek, untuk menentukan garis horizontal atau vertikal yang sebenarnya tanpa alat pengukur yang obyektif, sehingga tali sipat digunakan. Tali sipat menerapkan hukum gravitasi untuk menemukan sudut yang benar, untuk menunjukkan garis langsung dari atas ke bawah, dan untuk menjaga semuanya tegak lurus. Tali sipat tidak berubah atau bergerak sesuai dengan keinginan tukang kayu. Tali sipat dipergunakan sejak zaman kuno, dimana tali sipat hanya terdiri dari tali dan pemberat, mula mula hanya batu, tetapi kemudian pemberat yang terbuat dari logam. Tali sipat dikenal oleh banyak orang sepanjang sejarah Alkitab, termasuk Yesus Kristus yang sebagai tukang kayu atau anak tukang kayu memiliki seperangkat peralatan termasuk tali sipat.

Referensi pengunaan tali sipat di dalam Alkitab menunjuk kepada tali sipat Tuhan, bagaimana orang yang benar berdiri tegak menurut firmanNya. Sangat mudah membayangkan gambaran firman Tuhan sebagai tali sipat, sebab itu menjadi standar kelurusan. Hidup yang bengkok akan mudah dilihat dari firman Tuhan yang memang lurus adanya. Kapan pun umat Tuhan menjadi bengkok, Tuhan mengirim perusak untuk menghancurkan apa yang menjadikan diri mereka sebagai bangunan yang dikutuk. Namun, hampir tidak pernah mereka memikirkan atau melihat diri mereka sebagai yang jahat meskipun mereka menjadi begitu jahat sehingga Tuhan tidak tahan melihat orang munafik lebih lama lagi. Sebagian besar tujuan dari para nabi Tuhan adalah untuk memperingatkan umatNya betapa bengkok dan sesatnya mereka, terlepas dari bagaimana mereka merasa benar dimata mereka sendiri, di mana mereka berpikir bahwa ‘kejahatan yang dilakukan menjadi tidak jahat jika mereka yang melakukan’. Intinya, tali sipat menjadi standar tegak lurusnya bangunan, Firman Tuhan menjadi standar kehidupan kehidupan yang lurus atau benar dari umat Tuhan.

Belajar mengenai tali sipat mengigatkan kita akan dua hal: Pertama, standar kehidupan kita adalah firman Tuhan. Jika ada aturan manusia, maka aturan itu harus sesuai dengan firman Tuhan. Termasuk kita “mengadakan” penilaian terhadap orang lain, maka firman Tuhan patokannya. Kedua, segera kita harus bertobat ketika hidup kit tidak lurus lagi, sebelum Tuhan meluruskannya dengan hukuman yang tentu menyakitkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Site search